Mata Uang Terendah di Dunia 2023, Apakah Rupiah Termasuk?

Emir Al April 8, 2024

Mata uang terendah di dunia merujuk pada mata uang yang memiliki nilai tukar yang sangat rendah terhadap mata uang asing lainnya.

Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti inflasi yang tinggi, ketidakstabilan ekonomi, politik, dan keamanan yang buruk, serta ketergantungan terhadap ekspor komoditas yang rentan terhadap fluktuasi harga di pasar global.

Negara dengan mata uang terendah di dunia sering menghadapi tantangan dalam membangun dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan bisa mengalami kesulitan dalam membayar hutang internasional.

Hal ini juga dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan investor dan membatasi kemampuan negara untuk berpartisipasi dalam perdagangan global. Beberapa contoh mata uang terendah di dunia antara lain Riel Kamboja, Rupiah Guinea, Dinar Libya, Rupiah Zambia, dan Lira Suriah.

Berikut Fakta Menarik Dari Mata Uang Terendah Di Dunia

Pemerintah dan masyarakat di negara-negara ini dapat melakukan upaya yang komprehensif untuk mengatasi masalah mata uang terendah, seperti memperkuat stabilitas politik dan ekonomi, meningkatkan sektor ekspor dan investasi, melakukan reformasi sistem keuangan dan perbankan, serta mengadopsi kebijakan fiskal dan moneter yang sehat dan stabil.

Meskipun mengatasi masalah mata uang terendah di dunia memerlukan upaya yang besar dan konsistensi, hal ini sangat penting untuk membangun ekonomi yang sehat dan berkelanjutan di negara-negara tersebut.

Dengan demikian, artikel tentang mata uang terendah di dunia membantu memahami tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh beberapa negara dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: 10 Negara Dengan Nilai Mata Uang Tertinggi Di Dunia

Inilah Daftar Dari Beberapa Negara Dengan Mata Uang Terendah Di Dunia

Inilah Daftar Dari Beberapa Negara Dengan Mata Uang Terendah Di Dunia

Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah stabilitas ekonomi suatu negara, inflasi, tingkat bunga, dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral. Berikut adalah beberapa contoh mata uang terendah di dunia :

1. Rupiah Indonesia

Rupiah Indonesia adalah mata uang terendah di dunia berdasarkan nilai tukar. Saat ini, 1 dolar AS setara dengan sekitar 14.200 rupiah Indonesia. Rupiah Indonesia seringkali mengalami fluktuasi yang cukup besar, terutama karena tingkat inflasi yang tinggi dan tidak stabil.

2. Riel Kamboja

adalah mata uang sah Kamboja, dan saat ini nilai tukarnya adalah sekitar 4.000 riel untuk setiap 1 dolar AS. Meskipun riel Kamboja seringkali dianggap sebagai salah satu mata uang terendah di dunia, pemerintah Kamboja telah berusaha untuk meningkatkan nilai tukar riel dengan memperkuat ekonomi negaranya.

3. Guarani Paraguay

adalah mata uang sah Paraguay, dan saat ini nilai tukarnya adalah sekitar 6.900 guarani untuk setiap 1 dolar AS. Meskipun nilai tukar guarani relatif rendah, Paraguay memiliki tingkat inflasi yang rendah dan pemerintahnya telah memperkenalkan sejumlah kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas mata uang negaranya.

4. Shilling Somalia

adalah mata uang Somalia, dan saat ini nilai tukarnya adalah sekitar 5800 shilling Somalia untuk setiap 1 dolar AS. Meskipun Somalia telah mengalami banyak ketidakstabilan politik dan ekonomi, Somalia Shilling telah menunjukkan beberapa tanda-tanda peningkatan dalam nilai tukarnya selama beberapa tahun terakhir.

5. Dong Vietnam

Mata uang sah Vietnam, dan saat ini nilai tukarnya adalah sekitar 23.000 dong Vietnam untuk setiap 1 dolar AS. Meskipun nilai tukar dong Vietnam relatif rendah, Vietnam telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki kebijakan moneter yang stabil.

6. Kip Laos

adalah mata uang sah Laos, dan saat ini nilai tukarnya adalah sekitar 9.000 kip untuk setiap 1 dolar AS. Kip Laos telah mengalami fluktuasi nilai tukar yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan Laos sendiri merupakan negara yang tergolong miskin.

7. Somoni Tajikistan

adalah mata uang sahTajikistan. Saat ini, 1 dolar AS setara dengan sekitar 11 somoni. Nilai tukar somoni telah mengalami fluktuasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan negara ini masih mengalami kesulitan dalam mencapai stabilitas ekonomi.

8. Rupiah Myanmar

adalah mata uang sah Myanmar, dan saat ini nilai tukarnya adalah sekitar 1.600 rupiah untuk setiap 1 dolar AS. Myanmar merupakan negara yang mengalami banyak ketidakstabilan politik dan ekonomi, dan rupiah Myanmar telah mengalami fluktuasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

9. Peso Republik Dominika

Peso Republik Dominika adalah mata uang sah Republik Dominika, dan saat ini nilai tukarn nya adalah sekitar 57 peso untuk setiap 1 dolar AS. Republik Dominika memiliki tingkat inflasi yang relatif rendah, namun nilai tukar peso telah mengalami fluktuasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Mata Uang Korea Selatan Sejarah & Nilai Tukar Ke Uang Lain

10. Kwacha Zambia

adalah mata uang sahZambia, dan saat ini nilai tukarnya adalah sekitar 17 kwacha untuk setiap 1 dolar AS. Zambia merupakan negara yang bergantung pada ekspor, terutama tambang tembaga, dan fluktuasi harga komoditas telah mempengaruhi nilai tukar kwacha dalam beberapa tahun terakhir.

11. Kyat Myanmar

adalah mata uang kedua dari Myanmar yang saat ini digunakan. Nilai tukarnya adalah sekitar 1.400 kyat untuk setiap 1 dolar AS. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Myanmar merupakan negara yang mengalami banyak ketidakstabilan politik dan ekonomi, dan mata uangnya telah mengalami fluktuasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa Hal yang Membuat Mata Uang Disebuah Negara Bisa Sangat Rendah

Beberapa Hal yang Membuat Mata Uang Disebuah Negara Bisa Sangat Rendah

Ada beberapa alasan mengapa terdapat mata uang terendah di dunia, di antaranya adalah:

  1. Ketidakstabilan Politik : Negara-negara yang mengalami ketidakstabilan politik cenderung memiliki nilai tukar mata uang yang rendah. Ketidakstabilan politik bisa memicu ketidakpastian dan kekhawatiran investor, yang dapat menurunkan permintaan terhadap mata uang negara tersebut dan menurunkan nilai tukar mata uang.
  2. Tingkat Inflasi yang Tinggi : Tingkat inflasi yang tinggi dapat menurunkan nilai tukar mata uang. Ketika harga barang dan jasa di negara tertentu meningkat, maka daya beli mata uang akan menurun dan harga akan semakin mahal.
  3. Defisit Neraca Perdagangan : Negara-negara yang mengalami defisit neraca perdagangan yang besar, yaitu ketika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor, cenderung memiliki nilai tukar mata uang yang rendah. Hal ini dikarenakan ketidakseimbangan tersebut menyebabkan kekurangan mata uang di dalam negeri dan meningkatkan permintaan terhadap mata uang asing, sehingga nilai tukar mata uang domestik menjadi lebih rendah.
  4. Kurangnya Kepercayaan Investor : Kepercayaan investor yang rendah dapat membuat nilai tukar mata uang menurun. Investor cenderung lebih memilih untuk menarik investasi dari negara tersebut, sehingga menurunkan permintaan terhadap mata uang negara tersebut dan menurunkan nilai tukar mata uang.
  5. Pengaruh Kebijakan Ekonomi Pemerintah : Kebijakan ekonomi pemerintah juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Jika pemerintah memilih untuk mencetak uang untuk membiayai pengeluaran, hal ini dapat menurunkan nilai tukar mata uang karena meningkatkan pasokan uang di pasar.
  6. Ketergantungan pada Komoditas : Negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor komoditas, seperti minyak atau bijih besi, dapat mengalami fluktuasi harga yang signifikan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Jika harga komoditas turun, maka nilai tukar mata uang negara yang bergantung pada ekspor komoditas tersebut dapat turun juga.

Inilah Beberapa Hal yang Mungkin Bisa Mengatasi Mata Uang Terendah Di Dunia

Inilah Beberapa Hal yang Mungkin Bisa Mengatasi Mata Uang Terendah Di Dunia

Mengatasi masalah mata uang terendah di dunia adalah tugas yang kompleks dan memerlukan upaya yang komprehensif dari pemerintah dan masyarakat. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nilai uang yang rendah antara lain:

  • Meningkatkan stabilitas politik dan keamanan di negara tersebut.
  • Peningkatan stabilitas ekonomi dengan mengendalikan inflasi.
  • Memperkuat sektor ekspor negara tersebut dengan mengembangkan industri yang kompetitif dan berinovasi.
  • Dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan pelatihan tenaga kerja.
  • Menjaga kebijakan fiskal dan moneter yang sehat dan stabil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
  • Melakukan reformasi dan memperkuat sistem keuangan dan perbankan.
  • Mengadopsi kebijakan dan praktik yang mendukung perdagangan dan investasi yang adil dan seimbang dengan mitra dagang internasional.

Semua upaya di atas memerlukan kerja keras dan konsistensi, dan tidak ada solusi cepat dan mudah untuk mengatasi nilai uang. Biasanya terjadi pada negara-negara berkembang dengan banyak ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Baca juga: Baca Plus Apk Penghasil Uang, Tips Nuyul yang Aman!

Nilai tukar mata uang tersebut cenderung rendah karena kepercayaan investor yang rendah, tingkat inflasi yang tinggi, dan defisit neraca perdagangan yang besar. Namun, seiring dengan upaya pemerintah dan stabilitas ekonomi, nilai tukar mata uang dapat meningkat seiring waktu.

Artikel Terkait