3.Calung Jingjing
Calung Jingjing adalah calung yang setiap rumpungnya (rangkaian bilah-bilah bambu) ditampilkan dengan cara digantung (dipegang tangan sebelah kiri), tanpa mempergunakan ancak atau standard. Calung Jingjing terdiri dari 4 Rumpung bentuk.
Baca Juga: Tidak Ada Yang Bisa Merubah Apapun Melainkan Niat
Rumpung terkecil pertama disebut Kingking berfungsi sebagai melodi. Rumpung kedua disebut Panempas yang berfungsi sebagai pemberi variasi pada arkuh lagu. Calung ketiga disebut Jongjrong berfungsi sebagai arkuh lagu dan Calung keempat yang berukuran paling besar disebut Gonggong berfungsi sebagai Kempul dan Goong.
Dalam seni pertunjukan, jenis Calung yang sering digunakan adalah Jingjing. Calung Jingjing merupakan bentuk perkembangan dari Calung Rantay dan Calung Gambang yang dikembangkan secara kreatif oleh Ekik Barkah, Parmas dkk, aktifis Departemen Kesenian UNPAD Bandung, tahun 1960.
Baca Juga: Tidak ada Kesuksesan Dalam Waktu Semalam
Dalam perkembangannya Calung bukan saja pada bentuk waditranya, namun penampilannya pun telah berkembang menjadi seni pertunjukan yang bersifat tontonan atau hiburan.
Bentuk seni pertunjukan Calung yang populer dewas ini telah dilengkapi dengan vokal/lagu, dialog-dialog humor, gerak-gerak lucu dan lawakan-lawakan yang mengundang gelak tawa para penontonnya.
Artikel Terkait
Sudah Banyak Perempuan Mainkan Perannya Sebagai Tulang Punggung Keluarga
Belajar Interaksi Manusia dengan Lingkunganya
Tidak Ada Yang Bisa Merubah Apapun Melainkan Niat
Pencarian Eksistensi Tuhan Belum Berhenti